Kurangi Konsumsi Medsos Bisa Bikin Remaja Lebih Pede
Berapakah waktu yang Anda habiskan dalam satu hari untuk memantau aneka konten yang berseliweran di media sosisal (medsos)? Jika Anda termasuk orang yang kurang pede dengan penampilan Anda, mungkin ada baiknya tidak mengurangi intensitas mengonsuminya.
Dampak media sosial di era digital saat ini, baik positif maupun negatif, masih menjadi salah satu topik yang paling sering didiskusikan, termasuk di kalangan remaja, yang dipandang para ahli psikologi sebagai kalangan yang berada di periode yang rentan terhadap masalah citra tubuh (body image), gangguan makan, dan kesehatan mental.
Ditemukan data bahwa kaum muda rata-rata menghabiskan rata-rata 6-8 jam di depan layar gawai, dan sebagian besarnya adalah untuk memantau medsos. Dan melalui medsos setiap orang bisa terpapar oleh konten tak terhingga termasuk gambar/foto artis, selebriti, model kecantikan dan sebagainya, di mana imej yang terlanjur tertanam tentang mereka adalah standar ukuran kecantikan. Jika seseorang merasa tidak memenuhi standar tersebut, ada potensi mereka merasa tidak puas pada tubuh dan tampilan fisiknya.
Sebuah riset di Amerika Serikat menunjukkan bahwa remaja dan dewasa muda yang mengurangi penggunaan medsos sebesar 50%, mengalami peningkatan yang signifikan dalam perasaan mereka terhadap berat badan dan penampilan fisik mereka secara keseluruhan, dibandingkan dengan teman sebaya mereka yang lebih lama menggunaan medsos.
Studi tersebut dilakukan dengan membuat eksperimen terhadap 220 anak muda berusia 17-25 tahun, selama kurang lebih satu bulan. Satu kelompok diberi kekebasan menggunakan medsos, kelompok lainnya dibatasi hanya 1-2 jam per hari.
Hasilnya, kelompok yang mengurangi penggunaan media sosial mengalami peningkatan signifikan dalam menilai penampilan dan berat badan mereka. Dalam bahasa lain, mereka tidak terlalu merasa tertekan dan resah dengan masalah body image mereka.
“Mengurangi penggunaan media sosial adalah metode yang layak untuk menghasilkan efek positif jangka pendek terhadap citra tubuh di kalangan populasi pengguna yang rentan, dan harus dievaluasi sebagai komponen potensial dalam pengobatan gangguan terkait body image,” tutur Gary Goldfield, Ph.D, dari Children’s Hospital of Eastern Ontario Research Institute, dalam penelitian yang mereka publikasikan melalui jurnal Psychology of Popular Media pada akhir Februari 2023.
===
(Ilustrasi: Freepik)
Baca juga:
Remaja Putri Rentan Risiko Bunuh Diri, Lakukan Upaya Pencegahan
Psikolog dan Psikiater, Serupa tapi Tak Sama